Peran Penelitian UNAIR dalam Pengembangan Terapi Kanker Limfoma Modern

Peran Penelitian UNAIR dalam Pengembangan Terapi Kanker Limfoma Modern

Perkembangan terapi kanker limfoma semakin pesat berkat kontribusi peneliti dari Indonesia. Salah satunya adalah drh. Hardany Primarizky, MVM., dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (UNAIR). Penelitian beliau mengenai gen Exportin 1 (XPO1) dan obat Verdinexor telah membuka wawasan baru tentang cara mengendalikan pertumbuhan kanker limfoma pada anjing. Hasil riset ini dipublikasikan di jurnal internasional Veterinary Sciences (MDPI, 2025).

Fokus pada Gen XPO1 sebagai Target Pengobatan

Dalam penelitian tersebut, tim menemukan bahwa gen XPO1 terekspresi secara berlebihan pada berbagai jenis sel kanker limfoma. Hal ini menjadikan XPO1 sebagai target penting dalam terapi kanker limfoma. Dengan memblokir aktivitas protein ini, obat seperti Verdinexor mampu menekan pertumbuhan sel kanker. Walau demikian, peneliti menegaskan bahwa ekspresi XPO1 tidak selalu menentukan seberapa efektif obat bekerja, sehingga perlu studi lanjutan.

Metodologi Ilmiah dan Temuan Penting

Penelitian menggunakan metode seperti qRT-PCR, western blot, dan uji viabilitas sel untuk mengukur efektivitas obat. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar garis sel kanker memiliki kadar protein XPO1 lebih tinggi dibandingkan sel darah normal. Dengan hasil tersebut, penelitian ini memperkuat dasar ilmiah untuk mengembangkan terapi kanker limfoma berbasis genetik di masa depan.

Dampak bagi Dunia Kedokteran Hewan dan Manusia

Riset ini tidak hanya penting bagi kesehatan hewan, tetapi juga berpotensi berkontribusi pada penelitian kanker manusia. Banyak mekanisme biologis yang mirip antara kanker pada anjing dan manusia. Karena itu, hasil riset UNAIR membuka peluang besar bagi kolaborasi lintas disiplin di bidang onkologi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *